Welcome to the Enlightening Idea

The very powerful word combining of media makes it very overwhelming to change of the world

Rabu, 06 Agustus 2008

Karadzic, Kartu Penting Serbia
Sidang pertama terhadap Radovan Karadzic telah dilangsungkan pada tanggal 1 Agustus di Den Haag, Belanda. Sidang berikutnya akan dilangsungkan 29 Agustus. Radovan Karadzic adalah panglima perang Serbia yang telah melakukan genosida, kejahatan perang, dan kejahatan melawan kemanusiaan semasa Perang Bosnia-Herzegovina yang menewaskan 100.000 orang. Selain itu, Karadzic juga telah melakukan pembunuhan masal yang mencapai 8000 muslim Bosnia di Srebrenica dan pengepungan kota Sarajevo selama 43 bulan yang menewaskan ribuan orang pada rentang waktu 1992-1995.
Pada tanggal 21 Juli 2008 adalah hari yang naas bagi Karadzic. Pemerintah Serbia telah menangkap Karadzic di salah satu desa di Serbia dan menyerahkanya ke pihak Pengadilan Internasional terhadap Penjahat Perang eks-Yugoslavia (ICTY). Sekarang, Karadzic akan menjalani persidangan-persidangan di Den Haag untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatanya di depan Pengadilan Internasional (International Court) dan hukuman mati telah menanti sang algoco dari Serbia tersebut.
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah mengapa pemerintah Serbia menyerahkan Karadzic ke Pengadilan Internasional? Apa motivasi pemerintah Serbia menyerahkan Karadizc?. Pertanyaan ini tentunya sangat menarik karena Karadzic adalah bekas panglima perang Serbia yang setidak-tidaknya pernah berjasa bagi Serbia.
Serbia adalah negara pecahan Yugoslavia paska tumbangnya komunisme di penghujung tahun 1989. Setelah merdeka, Serbia telah menampilkan dirinya sebagai negara yang menggantikan Yugoslavia sebagai negara inti terhadap negara-negara pecahan Yugoslavia yang lain seperti Kroasia, Bosnia-Herzegovina, Macedonia, Montenegro, Kosovo, dan Slovenia. Tetapi kenyataannya banyak negara pecahan Yugoslavia tersebut enggan berada dalam pemerintahan Serbia dan ingin membentuk pemerintahan sendiri seperti Montenegro yang merdeka pada tahun 2007 dan Kosovo yang merdeka pada tanggal 17 Februari 2008.
Pembantaian terhadap muslim Bosnia dan pengepungan terhadap kota Sarajevo pada tahun 1992-1995 oleh Slobodan Milosevic, Presiden Yugoslavia, dan orang terdekatnya termasuk Karadzic adalah akumulasi dari keinginan Serbia untuk menjadi superior bagi negara-negara pecahan yang lain. Pada tahun 1995, NATO (North Atlantic Treaty Organisation) di bawah kendali AS datang untuk membendung kebrutalan tentara Serbia dan menetapakan Milosevic dan Karadizc sebagai penjahat perang.
Tertangkapnya Karadzic pada akhir Juli 2008 dan penyerahanya ke Pengadilan Internasional oleh pemerintah Serbia tentunya tidak bisa dilepaskan dari upaya pemerintah Serbia dalam rangka menegakkan HAM ( Hak Asasi Manusia) di Serbia. Pemerintah Serbia, saat ini ingin menampilkan sebagai sebuah negara yang menghargai hak asasi manusia baik di lingkungan domestik maupun internasional.
Kejahatan perang yang pernah dilakukan oleh Karadzic harus mendapatkan hukuman yang setimpal seperti pendahulunya yakni Slobodan Milosevic. Untuk itulah, pemerintah Serbia secara cepat mengirimnya ke Den Haag untuk segera diadili. Upaya penegakan HAM oleh Serbia akhir-akhir ini tentunya memiliki tujuan-tujuan penting yang telah didesain oleh pemerintah Serbia.
Salah satu tujuan utama pemerintah Serbia menyerahkan Karadzic ke Pengadilan Internasional adalah keinginan Serbia untuk masuk menjadi anggota Uni Eropa (Ueropean Union). Hal ini sangat mungkin karena secara letak teriotorial berada di bagian tenggara Eropa. Salah satu persyaratan penting yang harus dipenuhi oleh sebuah kandidat untuk masuk Uni Eropa adalah negara tersebut harus memperbaiki hak asasi manusianya terlebih dahulu. Tentunya penilaian terhadap hak asasi manusia tersebut harus sesuai dengan standar dari Uni Eropa.
Ketika sebuah negara sudah ada upaya untuk memperbaiki hak asasi manusianya maka untuk masuk menjadi bagian dari Uni Eropa adalah hanya menunggu waktu. Untuk saat ini, sudah ada dua kandidat yang mungkin hanya tinggal beberapa langkah untuk masuk Uni Eropa adalah Turki dan Kroasia. Salah satu keuntungan Serbia ketika masuk menjadi anggota Uni Eropa adalah persoalan pembangunan ekonomi.
Pembangunan ekonomi menjadi hal yang sangat penting bagi sebuah negara di tengah percaturan globalisasi saat ini. Pembangunan ekonomi yang mapan tentunya sangat penting bagi Serbia di tengah pendapatan per kapita masyarakatnya (GDP) hanya mencapai $ 2.400 (2004). Dengan menjadi anggota Uni Eropa, Serbia tentunya akan mengeruk keuntungan ekonomi di bidang investasi.
Pembangunan ekonomi lewat jalur investasi oleh anggota negara-negara Uni Eropa, tentunya sangat diharapkan oleh Serbia. Di tengah jumlah warga miskin Serbia yang mencapai angka 30 persen, tentunya investasi negara-negara Uni Eropa akan menjadi alat pendongkrak bagi kesejahteraan warga negaranya.
Kucuran dana investasi yang besar dari negara-negara Uni Eropa yang diimbangi dengan penataan infrastruktur sektor ekonomi di level domestik Serbia akan membuat Serbia bisa bersanding dengan negara-negara Eropa yang lain, yang memiliki kekuatan ekonomi yang kukuh di level regional Eropa maupun di luar Eropa.
Keuntungan yang lain bagi Serbia ketika menjadi anggota Uni Eropa adalah keuntungan politik. Keuntungan politik bisa direperesentasikan dengan kuatnya legitimasi Serbia dalam melakukan aktivitas diplomasi dengan negara lain. Serbia akan lebih mudah menjalin diplomasi untuk melakukan kerjasama dengan negara-negara di luar Eropa.
Kekuatan legitimasi politik Serbia dalam menjalankan hubungan kerjasama dengan negara lain tentunya tidak bisa dilepaskan dari kuatnya legitimasi Uni Eropa di mata dunia internasional.
Keuntungan ekonomi dan politik tersebut itulah yang diimpikan oleh Serbia ketika menjadi salah satu anggota Uni Eropa. Untuk mewujudkan hal tersebut maka penyerahan Karadizc ke Pengadilan Internasional adalah kartu penting bagi Serbia untuk mendapatkan tiket menjadi anggota UE.

[1] Staf Pengajar dan Peneliti di Jurusan Hubungan Internasional, Fisipol, Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta.